Temu Anak Balerante “Suara mereka untuk Hak
mereka”
Menjelang kegiatan pendampingan yang akan dilakukan Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Klaten di desa Balerante,LPA Klaten lakukan FGD dengan anak-anak desa Balerante pada hari Minggu,8 maret 2015.
FGD ini bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan pendampingan oleh LPA Klaten. Pendampingan yang dilakukan oleh LPA Klaten meliputi pendampingan pada anak usia 0-18 tahun.
Dalam FGD ini tim LPA Klaten meminta masukan dari para peserta tentang permasalahan yang dihadapi anak-anak di desa Balerante.
Menurut salah seorang anak,Paryanto,permasalahan anak di desa balerante diantaranya rendahnya minat sekolah pada anak meski berasal dari keluarga mampu banyak anak di balerante yang memilih untuk langsung bekerja setelah Lulus Sekolah Dasar. " Banyak anak yang malas melanjutkan sekolah, kata Paryanto Senada dengan yang dikatakan Paryanto,Lianto mengatakan bahwa lingkungan pergaulan menjadikan minat untuk melanjutkan sekolah pada anak rendah meski orang tua mendukung penuh agar anaknya mau melanjutkan sekolah.
Dari FGD bersama anak-anak Balerante didapat berbagai permasalahan diantaranya adalah adanya anak yang membolos saat jam pelajaran berlangsung dan bermain ke warnet,anak yang tidak sekolah karena drop out atau tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, anak bekerja dipenambang pasir, anak perempuan yang menikah di usia anak. Bahkan didapati anak yang bercerai di usia anak(18 tahun)
Menanggapi masalah anak di Balerante,anggota Babinkamtibmas Polsek Kemalang,Brigadir. Anton Prabawa menghimbau agar anak di desa Balerante agar tetap melanjutkan sekolah hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,dihimbau juga pada anak-anak yang menggunakan sepeda motor agar mematuhi aturan berlalu lintas seperti memakai helm dan tidak kebut kebutan. " Bagi anak yang memakai kendaraan bermotor agar mematuhi aturan lalu lintas,jelas Anton. Anton menambahkan agar anak-anak perempuan serta ibu-ibu agar lebih waspada mengingat maraknya aksi begal yang terjadi belakangan ini. Anton meminta agar anak-anak perempuan maupun ibu-ibu agar tidak memakai perhiasan yang mencolok pada saat beraktivitas. Kegiatan diakhiri dengan masukan anak anak tentang program yang akan dilakukan di desa Balerante, diantaranya adalah senam bersama, membuat sablon, belajar Bahasa Inggris dan memasak.(HS)
Menjelang kegiatan pendampingan yang akan dilakukan Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Klaten di desa Balerante,LPA Klaten lakukan FGD dengan anak-anak desa Balerante pada hari Minggu,8 maret 2015.
FGD ini bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan pendampingan oleh LPA Klaten. Pendampingan yang dilakukan oleh LPA Klaten meliputi pendampingan pada anak usia 0-18 tahun.
Dalam FGD ini tim LPA Klaten meminta masukan dari para peserta tentang permasalahan yang dihadapi anak-anak di desa Balerante.
Menurut salah seorang anak,Paryanto,permasalahan anak di desa balerante diantaranya rendahnya minat sekolah pada anak meski berasal dari keluarga mampu banyak anak di balerante yang memilih untuk langsung bekerja setelah Lulus Sekolah Dasar. " Banyak anak yang malas melanjutkan sekolah, kata Paryanto Senada dengan yang dikatakan Paryanto,Lianto mengatakan bahwa lingkungan pergaulan menjadikan minat untuk melanjutkan sekolah pada anak rendah meski orang tua mendukung penuh agar anaknya mau melanjutkan sekolah.
Dari FGD bersama anak-anak Balerante didapat berbagai permasalahan diantaranya adalah adanya anak yang membolos saat jam pelajaran berlangsung dan bermain ke warnet,anak yang tidak sekolah karena drop out atau tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, anak bekerja dipenambang pasir, anak perempuan yang menikah di usia anak. Bahkan didapati anak yang bercerai di usia anak(18 tahun)
Menanggapi masalah anak di Balerante,anggota Babinkamtibmas Polsek Kemalang,Brigadir. Anton Prabawa menghimbau agar anak di desa Balerante agar tetap melanjutkan sekolah hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,dihimbau juga pada anak-anak yang menggunakan sepeda motor agar mematuhi aturan berlalu lintas seperti memakai helm dan tidak kebut kebutan. " Bagi anak yang memakai kendaraan bermotor agar mematuhi aturan lalu lintas,jelas Anton. Anton menambahkan agar anak-anak perempuan serta ibu-ibu agar lebih waspada mengingat maraknya aksi begal yang terjadi belakangan ini. Anton meminta agar anak-anak perempuan maupun ibu-ibu agar tidak memakai perhiasan yang mencolok pada saat beraktivitas. Kegiatan diakhiri dengan masukan anak anak tentang program yang akan dilakukan di desa Balerante, diantaranya adalah senam bersama, membuat sablon, belajar Bahasa Inggris dan memasak.(HS)